Thanks a lot for everything. You save our father face and we are forever in debt to you, since the one thing that we are looking forward is our father happiness. To see him smiling is one achievement that his entire child tries to get. It’s already an honor to have you in a family without you doing these things, and it becomes a very great honor when you decide to rescue our pride.
I’m proud of you, bro and sis, and may God give both of you everything that you’ve ever wanted.
Senin, 26 Januari 2009
Jumat, 02 Januari 2009
Ayah...
Jika kudengar kata Ayah...yang ada di pikiranku adalah seorang laki-laki yang saat ini berusia 61 tahun, berjenggot panjang dan mempunyai kharisma yang luar biasa buat anak-anaknya.
Ayahku adalah seorang jenius yang dapat mengerjakan apa saja (yang berhubungan dengan tehnik, mau radio, TV, Pompa air.. asal ada listriknya) yang masih menguasai ilmu matematika seperti kalkulus (yang aku bahkan sudah lupa, seperti apa itu..
Aku ingat bahwa ayahku akan selalu berusaha menyediakan apa yang kami minta terutama jika itu berhubungan dengan sekolah. Karena ayahku juga selalu berkata bahwa beliau tidak bisa mewariskan apapun dan untuk itu beliau akan menyekolahkan kami setinggi mungkin untuk bekal hidup kami nanti...
Masa kecil ayahku adalah masa yang menyedihkan buat beliau...
Ditinggalkan oleh kakekku ketika masih kecil, lalu nenekku yang ikut berjuang sebagai salah satu anggota PRRI, menyebabkan ayahku dititipkan kepada kakak nenekku yang sangat baik dan membantu menyekolahkan ayahku.
Namun bagaimanapun, tidak hidup bersama orang tua dan harus menumpang di rumah lain tentulah sangat berat. Aku tidak tahu seberapa berat itu, tapi ayahku selalu berkata, daripada menumpang di rumah saudara, lebih baik kost dan sebagainya. Jadi aku bisa merasakan bahwa ada kepedihan ketika itu.
Ayahku remaja adalah seorang yang pintar, tampan, jago musik (bayangkan, bisa gitar, organ, drum dan bernyanyi. Dengan vibra pula...hmmm. Belum lagi beliau suka menciptakan lagu). Sifat ayahku yang keras kepala, tapi suka menolong dan mau menang sendiri, memberikan kombinasi cowok yang mungkin menarik minat banyak gadis masa itu dan akhirnya ibukulah yang berhasil memenangkan hati ayahku.
Impianku saat ini adalah untuk membahagiakan ayahku. Ibuku juga tentu, tapi, ayahku lebih sulit untuk dibahagiakan, karena yang membuat dia bahagia bukanlah materi, melainkan lebih ke suatu ...hidayah. Selama keluarga kami bahagia, rukun selalu, maka ayahku akan bahagia. Jika kami dekat kepada Allah, maka ayahku akan bahagia. Bayangkan.... indah sekali keinginan ayahku.............
Ya Allah, Hamba mohonkan untuk memberikan kebahagiaan dunia akhirat kepada orangtuaku.
Cinta mereka kepada hamba sangatlah besar Ya Allah
Mudahkanlah urusan mereka dan sayangilah mereka seperti mereka menyayangi hamba ketika kecil.
Ya Allah, panjangkanlah umur mereka, berikanlah kami anak-anak mereka kesempatan untuk membahagiakan mereka.
Amiin ya rabbal alamin..........
Lagu Ayah...dari Ebiet G ade....(maknanya itu lo booo)
Di matamu masih tersimpan, Selaksa peristiwa,
Benturan dan hempasan terpahat, Di keningmu
Kau nampak tua dan lelah, Keringat mengucur deras,
Namun kau tetap tabah ehemm
Meski nafasmu kadang tersengal,
Memikul beban yang makin sarat,
Kau tetap bertahan
Engkau telah mengerti hitam dan merah jalan ini,
Keriput tulang pipimu gambaran perjuangan,
Bahumu yang dulu kekar legam terbakar matahari,
Kini kurus dan terbungkuk ehemm
Namun semangat tak pernah pudar,
Meski langkahmu kadang gemetar. Kau tetap setia
Ayah dalam hening sepi kurindu,
Untuk menuai padi milik kita,
Tapi kerinduan tinggal hanya kerinduan,
Anakmu sekarang banyak menanggung beban
Ayahku adalah seorang jenius yang dapat mengerjakan apa saja (yang berhubungan dengan tehnik, mau radio, TV, Pompa air.. asal ada listriknya) yang masih menguasai ilmu matematika seperti kalkulus (yang aku bahkan sudah lupa, seperti apa itu..
Aku ingat bahwa ayahku akan selalu berusaha menyediakan apa yang kami minta terutama jika itu berhubungan dengan sekolah. Karena ayahku juga selalu berkata bahwa beliau tidak bisa mewariskan apapun dan untuk itu beliau akan menyekolahkan kami setinggi mungkin untuk bekal hidup kami nanti...
Masa kecil ayahku adalah masa yang menyedihkan buat beliau...
Ditinggalkan oleh kakekku ketika masih kecil, lalu nenekku yang ikut berjuang sebagai salah satu anggota PRRI, menyebabkan ayahku dititipkan kepada kakak nenekku yang sangat baik dan membantu menyekolahkan ayahku.
Namun bagaimanapun, tidak hidup bersama orang tua dan harus menumpang di rumah lain tentulah sangat berat. Aku tidak tahu seberapa berat itu, tapi ayahku selalu berkata, daripada menumpang di rumah saudara, lebih baik kost dan sebagainya. Jadi aku bisa merasakan bahwa ada kepedihan ketika itu.
Ayahku remaja adalah seorang yang pintar, tampan, jago musik (bayangkan, bisa gitar, organ, drum dan bernyanyi. Dengan vibra pula...hmmm. Belum lagi beliau suka menciptakan lagu). Sifat ayahku yang keras kepala, tapi suka menolong dan mau menang sendiri, memberikan kombinasi cowok yang mungkin menarik minat banyak gadis masa itu dan akhirnya ibukulah yang berhasil memenangkan hati ayahku.
Impianku saat ini adalah untuk membahagiakan ayahku. Ibuku juga tentu, tapi, ayahku lebih sulit untuk dibahagiakan, karena yang membuat dia bahagia bukanlah materi, melainkan lebih ke suatu ...hidayah. Selama keluarga kami bahagia, rukun selalu, maka ayahku akan bahagia. Jika kami dekat kepada Allah, maka ayahku akan bahagia. Bayangkan.... indah sekali keinginan ayahku.............
Ya Allah, Hamba mohonkan untuk memberikan kebahagiaan dunia akhirat kepada orangtuaku.
Cinta mereka kepada hamba sangatlah besar Ya Allah
Mudahkanlah urusan mereka dan sayangilah mereka seperti mereka menyayangi hamba ketika kecil.
Ya Allah, panjangkanlah umur mereka, berikanlah kami anak-anak mereka kesempatan untuk membahagiakan mereka.
Amiin ya rabbal alamin..........
Lagu Ayah...dari Ebiet G ade....(maknanya itu lo booo)
Di matamu masih tersimpan, Selaksa peristiwa,
Benturan dan hempasan terpahat, Di keningmu
Kau nampak tua dan lelah, Keringat mengucur deras,
Namun kau tetap tabah ehemm
Meski nafasmu kadang tersengal,
Memikul beban yang makin sarat,
Kau tetap bertahan
Engkau telah mengerti hitam dan merah jalan ini,
Keriput tulang pipimu gambaran perjuangan,
Bahumu yang dulu kekar legam terbakar matahari,
Kini kurus dan terbungkuk ehemm
Namun semangat tak pernah pudar,
Meski langkahmu kadang gemetar. Kau tetap setia
Ayah dalam hening sepi kurindu,
Untuk menuai padi milik kita,
Tapi kerinduan tinggal hanya kerinduan,
Anakmu sekarang banyak menanggung beban
Langganan:
Postingan (Atom)